KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
• Pengertian
Shock culture atau Gegar Budaya adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa terkejut ketika menerima pesan dari seseorang yang berbeda latar belakang budaya, sehingga membuat kita menjadi kaget karena perbedaan tersebut. Gegar budaya juga dapat membuat kita merasa cemas yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda dan lambang-lambang dalam pergaulan sosial, jika diibaratkan bagaikan “ikan yang keluar dari air”. Meskipun kita berpikiran luas dan beritikad baik, kita akan kehilangan pegangan, mempunyai perasaan tidak berdaya, merasa ingin terus bergantung pada penduduk sebangsa kita, lalu kita akan mengalami frustasi dan kecemasan yang mendalam.
Itu juga yang terjadi pada diri saya, dimana saya pribadi mengalami proses gegar budaya yang amat mengejutkan sampai saya senyum-senyum sendiri jika mengingat kejadian tersebut, yah kalau kata tukul arwana sih bisa dibilang ndeso kali yach.
• Pengalaman Shock Culture Pribadi
Maraknya makanan cepat saji asal negeri seberang di Indonesia tercinta ini membuat saya merasa senang sekali pasalnya saya tidak perlu lagi ke luar negeri untuk merasakan lezatnya ayam goreng Kentucky, empuknya burger dari toko/kedai burger dan Mc Donald’s. Makanan ini benar-benar kemewahan buat lidah kebanyakan orang Indonesia dimana daging sapi, daging ayam, sosis dan telur masih merupakan makanan mahal apalagi keju dan susu. Bila dihubungkan sih seperti ”Teori Korespondensi” pertama kali merasakannya benar-benar terasa sensasi wah dalam diri saya (seperti orang kaya coy), sebab sebelumnya sejak kecil saya belum pernah mencicipi makanan ini nama nya juga orang indonesia asli jadi waktu masih kecil makannya cuma jajanan pasar yang seperti biasa. Setelah beranjak dewasa terbesit dalam hati saya rasa penasaran ingin tahu rasanya ketika melihat adegan para bintang film barat maupun kartun menikmati hidangan burger, friedfries, hotdog dan sebagainya di layar kaca televisi. Apalagi dalam film Popeye ada si Wimpy yang tokohnya suka sekali makan hamburger, waduh saya jadi tambah ngiler deh ingin sekali mencobanya.
Belakangan ini makanan cepat saji ala barat sudah sangat membaur dengan makanan asli Indonesia di mana saja, Elusan aroma makanan asing itu ketika terhirup hidung benar-benar membius jiwa ketimbang bau masakan Indonesia walaupun bagi lidah saya rasanya lebih enak ayam goreng Mbok wati ketimbang KFC, lebih sedap nasi uduk dan empal nasi si agnes wong rau ketimbang setangkup burger Mc. Donald’s. Tetapi godaan bau jajanan barat ini benar-benar sekelas uap bakso tok-tok dimana dari jauh baunya mampu membuat lapar siapa saja yang menghirupnya. Pesonanya memang luar biasa, bahkan saya bisa ikutan merasakan sensasinya ketika melihat anak-anak jalanan/pengemis di sebuah lampu merah rela membelanjakan semua uang hasil ngamennya di tiap kedai makan dekat lampu merah tersebut dan mata yang berbinar-binar ketika menghujamkan gigitan pertama pada tangkupan burger lalu jilatan pada es krim menunjukan kenikmatan yang dalam.
Saya pun pernah berpikir bahwa makanan ini cukup bergizi mengingat komposisinya yang ada protein, karbohidrat, sayuran dan keju (hasil olahan susu) persis gambaran 4 sehat 5 sempurna maka saya senyum- senyum senang melihat anak-anak pengemis itu mengkonsumsi makanan yang menurut saya bergizi karena paling tidak mereka kemasukan makanan yang baik pada hari itu. Dan tidak lama setelah itu sayapun merasa tergiur untuk mencoba rasanya makanan yang nikmat tersebut, tak jauh dari situ tepatnya disamping perumahan elit ada sebuah kedai yang menjajakan aneka makanan burger mulai dari burger, chesse burger, hotdog, kentang sosis, mini pizza, kentang goreng dan lain-lain. Alhasil saya pun mampir sebentar untuk membeli makanan ala orang barat tersebut (maksudnya burger), karena sangking enaknya makanan itu saya menjadi tergiur untuk nambah dan membeli makanan itu lagi seperti dalam Teori Aktualisasi Diri. Tak terasa sudah dua burger, satu kentang sosis dan secangkir besar lemon tea yang saya habiskan, sampe uang di saku pun cuma tersisa beberapa ratus rupiah saja. Di kedai itu saya makan sangat lahap, cepat dan tanpa tersisa sedikit pun walaupun tinggal bumbunya saja saya embat sampai bersih, kalau di ibaratkan seperti orang yang sedang berperang melawan penjajah tanpa ada belas rasa ampun menghajar musuhnya, hajar aja bleh..!!
Setelah selesai bersantap ria di kedai tersebut dengan perut kenyang dan rasa puas mencicipi aneka masakan barat saya pun istirahat sejenak sambil menunggu makanan yang ada diperut saya ini turun (maksudnya sudah dicerna oleh enzin dalam perut), tak terasa nikmatnya makanan tersebut membuat saya sedikit mengantuk apalagi ditambah dengan adanya angin sepoi-sepoi yang sangat segar di lingkungan itu. satu menit dua menit tiga menit “ahh” tanpa tersadar akhirnya saya pun tertidur pulas dimeja 12 tempat saya duduk tanpa memikirkan rasa malu saya terhadap pengunjung lain yang datang. Dengan rasa puas dan perut kenyang karena makanan barat alias burger dan hotdog itu saya pun sampai memimpikan makan burger itu dalam mimpi saya (mungkin karena sangking enaknnya kali yah), Ugh sungguh nikmatnya dunia ini.
Kira-kira setelah hampir 25menit saya tertidur dikedai itu saya merasakan hal yang aneh terjadi dalam diri saya, karena rasa aneh tersebut saya pun akhirnya terbangun dari mimpi indah tersebut seraya berkata “waduh malu banget neh gw ketiduran kaya orang ndeso, mana diliatin orang-orang lagi”. Dengan menahan rasa malu serta berpura-pura tidak terjadi apa-apa saya pun keluar dari kedai tersebut, baru sampai depan pintu exit kedai rasa aneh itu pun kembali muncul seperti suara perut yang keroncongan disertai dengan sedikit rasa perih, waduh kenapa lagi neh perut? Ah mungkin cuma kurang minum aja kali jadi perutnya gak kompak neh.
Baru sampai parkiran motor rasa keroncongan itu kembali datang lagi bahkan kali ini lebih hebat dari sebelumnya ditambah lagi dengan rasa perut yang melilit dan mules-mules sampai bisa mengerutkan dahi, ‘duh bahaya kayanya gw mau buang hajat neh (buang air besar)’. Karena perasaan mules tersebut saya segera ambil langkah cepat, naik ke motor dan langsung ngebut tancap gas tanpa memikirkan apa-apa selain perut mules itu, bahkan lampu merah perempatan pun saya terobos. Alhasil saya diperiwit oleh petugas polisi setempat karena melanggar lalu lintas, saya sih inginnya berhenti namun karena perasaan mules yang begitu kuat saya pun tidak menghiraukan peringatan polisi itu dan tetap saja menancap gas hingga pol sambil berkata “sebodo amat yang penting perut gw selamet dulu” (perilaku saya ini seperti yang ada dalam “Teori Disonansi”), sambil ngeliat-liat ke belakang takutnya polisi itu mengejar saya kan gak lucu tuh kalau ketangkep nanti jadi narapidana lagi. Tapi alhamdulillahnya sih polisi itu gak ngejar mungkin saya udah terlalu jauh kali yah jadi polisi itu juga males ngejarnya, tapi sedikit kepikiran juga sih diotak jangan-jangan nti besok saya termasuk orang yang dicari polisi lagi alias ‘BURON’.
Setelah kebut-kebutan di jalan raya naik motor kesayangan dan melewati berbagai macam rintangan yang membahayakan akhirnya sekitar sepuluh menitan saya tiba juga dirumah dengan selamat, dengan rasa mules yang begitu hebat tanpa basa-basi lagi sesampainya dirumah saya langsung meluncur ke arah WC yang berada di dekat dapur masak, dan langsung melepaskan rasa mules tersebut.
Tak beberapa lama setelah selesai buang air besar saya pun mengucapkan alhamdulillah bersyukur karena bisa menahan rasa mules dan sampai dirumah dengan selamat, coba saja seandainya saya gak bisa menahan rasa mules itu waduh bisa berabe kan yang ada saya malah B.A.B (buang air besar) diperjalanan lagi, ihh malu-maluin.
• Kesimpulan
Cerita diatas adalah salah satu shock culture tentang makanan yang pernah saya alami, dimana perbedaan makanan antara orang indonesia asli dengan orang barat itu sangatlah berbeda lalu kecocokan makanan itu dengan perut kita juga berbeda, kalau yang tidak cocok yah pasti akan merasakan gangguan perut seperti saya, tapi dibalik itu semua ada dampak positif dari pengalaman tersebut, positifnya sih mulai dari sini saya mulai mengenal tentang “Teori Belajar Kognitif”. Pasalnya sehari-hari saya makan makanan ala indonesia seperti tempe/tahu, ikan goreng, sayur-mayur, ayam, telur dan lain-lainnya, sewaktu makan makanan barat waduh terasa nikmatnya seperti orang-orang kaya tapi terakhirnya malah sakit perut deh. Mungkin perut saya ini merasakan shock culture juga kali yah yang biasanya makan tahu tempe eh waktu makan burger dan hotdog malah mules, dasar ndeso! Hehe..
Teori Korespondensi : menyebutkan bahwa suatu pernyataan dapat dianggap benar sekiranya materi yang terkandung dalam pernyataan itu sesuai dengan objek faktual yang disebutkan.
Teori Aktualisasi Diri : Beranggapan bahwa manusia adalah makhluk rasional, jadi berdasarkan rasionalitas inilah manusia mampu mengarahkan tingkah laku atau pribadinya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Toeri Disonansi : Dimana pikiran tidak sesuai dengan tindakan yang kita lakukan.
Teori Belajar Kognitif : Proses kognitif yaitu pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap sesuatu kejadian yang pernah ia alami mempunyai peranan yang amat besar, struktur kognitif berisi pengalaman-pengalaman dari individu itu sendiri.
Kamis, 05 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar